Rabu, 26 Agustus 2015

Modul Pelatihan : Pemrograman Android

Sangat kecewa sebenarnya hati ini, dikarenakan tidak mendapatkan ijin untuk mengikuti Pelatihan Pemrograman Android di Universitas FTI Yarsi pada tanggal 25-28 Agustus 2015. Pengetahuan ini sebenarnya sangat penting bagi guru zaman sekarang, untuk membuat media pembelajaran berbasis Android dan dapat juga dijadikan sebuah materi untuk siswa/i dalam kegiatan Ekstrakurikuler ICT. Tapi apa boleh buat, ya tidak diijinkan. 

Semangat tetap berkorbar dalam hati ini untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Akhirnya saya meminta modul ke bu Herika Hayurani, M.Kom, ketua Program Pelatihan Pemrograman Android tersebut.

Kawan-kawan dapat melihat dan mendownload modul tersebut dibawah ini. Oke selamat belajar, dan saya pun belajar juga.


Sabtu, 22 Agustus 2015

KB I Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

1. Pengertian Pendekatan Saintifik 

Bagian pertama ini, Saudara akan dihadapkan pada pengertian pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 

Pendekatan saintifik sering dimaknai sebagai pendekatan ilmiah. Dikatakan sebagai pendekatan ilmiah karena terdapat pendekatan yang bersifat non-ilmiah. Dengan pendekatan ini, proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan pengutamaan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.  

Selain itu, metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsipprinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini: 
  1. Substansi atau materipembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 
  2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 
  3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.  
  4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran. 
  5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. 
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. 
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah. Pendekatan nonilmiah dimaksud meliputisemata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat,prasangka, penemuan melalui coba-coba, serta asal berpikir kritis.  

2. Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran 

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.  

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. 

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru sangat diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.  

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) berpusat pada siswa; 2) melibatkanketerampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip; 3)melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa; serta 4) dapat mengembangkan karakter siswa. 

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:  
  1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 
  2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.  
  3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.  
  4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.  
  5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.  
  6. Untuk mengembangkan karakter siswa
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:  
  1. Pembelajaran berpusat pada siswa pedekatan dan model pembelajaran 
  2. Pembelajaran membentuk students’ self concept  
  3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme  
  4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip  
  5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa  
  6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru  
  7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi  
  8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya 
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalahpeningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 



3.  Langkah-langkah  umum  pembelajaran  dengan  pendekatan saintifik

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural.

Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non-ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

1. Mengamati (observing) 
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 103 Th 2014, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. 

2. Menanya (Questioning)  
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Selanjutnya, kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.  

3. Menalar (Associating)  
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Menarik kesimpulan Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.  

4. Mencoba (Experimenting)  
Mencoba (experimenting) dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasilhasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;(6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen atau mencoba dimaksud dijelaskan berikut ini.
a. Persiapan 
  • Menentapkan tujuan eksperimen. 
  • Mempersiapkan alat atau bahan  
  • Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta didikserta alat atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu menimbang apakah peserta didik akan melaksanakan eksperimen atau mencoba secara serentak atau dibagi menjadi beberapa kelompok secara paralel atau bergiliran  
  • Mempertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindari risiko yang mungkin timbul  
  • Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan peserta didik, termasuk hal-hal yang dilarang atau membahayakan.(Buku Pelatihan Implementasi Kurikulum: 208)  
b. Pelaksanaan  
Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan mengamati proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitankesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar kegiatan itu berhasil dengan baik. Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran. c. Tindak lanjut Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru Guru memeriksa hasil eksperimen peserta didik Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil eksperimen. Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen. Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan  

5. Mengkomunikasikan (Networking)  Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar

Referensi dari mengikuti kegiatan Diklat Online BDK Jakarta.

Macam-macam MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama (Nurhadi 2003: 60)

Abdurrahman dan Bintoro (2000) dalam Nurhadi 2003 : 61 menyatakan Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap coopartive learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan : 
  1. Saling ketergantungan positif
  2. Tanggungjawab perseorangan 
  3. Tatap Muka
  4. Komunikasi antar anggota
  5. Evaluasi proses kelompok (Anita Lie, 1999 : 30)

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa (Usman, 2002 : 30).

Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya. 

Macam-macam MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF, antara lain:

MODEL JIGSAW
  • Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 3-5 peserta didik
  • Setiap kelompok diberi tugas sejumlah anggota kelompok (tiap peserta didik dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda)
  • Tiap peserta didik dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperoleh
  • Guru meminta peserta didik yang mendapat tugas yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok ahli) mendiskusikan tugas yang sama
  • Setiap peserta didik hendaknya memahami dan mencatat hasil diskusinya untuk dilaporkan dalam kelompok asal
  • Setelah selesai sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menyampaikan hasil diskusinya kepada teman lain dalam kelompoknya tentang tugas yang mereka kuasai secara bergilir
  • Setelah seluruh peserta didik selesai melaporkan, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya, kelompok lain menanggapi dan guru mengklarifikasi jawaban yang kurang sempurna
  • Simpulan bersama guru dan peserta didik
Model Think Pair and Share

  • Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  • Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan oleh guru
  • Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutarakan hasil pemikirannya masing-masing
  • Guru memimpin pleno kecil diskusi, dan setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
  • Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para peserta didik
  • Penutup dan simpulan
MODEL DECISION MAKING
  • Guru menginformasikan tujuan dan perumusan masalah
  • Secara klasikal tayangkan gambar, wacana atau kasus permasalahan yang sesuai dengan materi pelajaran atau kompetensi yang diharapkan
  • Buatlah pertanyaan agar peserta didik dapat merumuskan permasalahan sesuai dengan gambar, wacana atau kasus yang disajikan
  • Secara kelompok peserta didik diminta mengidentifikasikan permasalahan dan membuat alternatif pemecahannya
  • Secara kelompok/individu peserta didik diminta mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar peserta didik yang sesuai dengan materi yang dibahas dan cara pemecahannya
  • Secara kelompok/ individu peserta didik diminta mengemukakan alsan mereka memilih alternatif tersebut
  • Secara kelompok/individu peserta didik diminta mencari penyebab terjadinya masalah tersebut
  • Secara kelompok/individu peserta didik diminta mengemukakan tindakan untuk mencegah terjadinya masalah tersebut
MODEL GROUP INVESTIGATION
  • Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
  • Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
  • Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk membahas satu materi yang berbeda setiap kelompoknya
  • Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
  • Setelah selesai diskusi, ketua kelompok sebagai juru bicara menyampaikan hasil pembahasan kelompoknya
  • Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi simpulan
  • Evaluasi/penutup
MODEL DABATE
  • Guru membagi dua kelompok peserta debat, yang terdiri satu pro dan yang lainnya kontra
  • Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok
  • Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, selanjutnya ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya
  • Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
  • Guru menambah konsep/ide yang belum terungkap
  • Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat simpulan/rangkuman yang mengacu pada tujuan yang ingin dicapai

MODEL MIND MAPPING
  • Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  • Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik. Sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
  • Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
  • Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
  • Setiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  • Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES
  • Guru mempersiapkan gambar-gambar/wacana sesuai dengan tujuan pembelajaran
  • Guru menempelkan gambar/wacana di papan atau ditayangkan lewat LCD
  • Guru memberikan petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan gambar/wacana
  • Melalui diskusi kelompok, peserta didik diminta untuk menganalisis dan mendeskripsikan/menginterpretasikan tugas tersebut
  • Hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas, dan setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusi
  • Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
  • Simpulan/penutup

MODEL MENCARI PASANGAN (MAKE-A MATCH)
  • Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  • Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
  • Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  • Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  • Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  • Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari peserta didik yang lain
  • Demikian seterusnya
  • Simpulan
  • Penutup

MODEL ARTIKUSASI
  • Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  • Guru menyajikan materi pembelajaran.
  • Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
  • Suruhlah seorang dari pesangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
  • Suruh peserta didik secara bergiliran/diacak menyampai-kan hasil dialog dengan teman pasangannya
  • Guru mengulangi/ menjelaskan kembali materi yang belum dipahami peserta didik
  • Simpulan/penutup

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan sarana yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih
  • Guru membantu peserta didik merumuskan dan mengorganisasikan tugas yang berhubungan dengan masalah yang dipilih (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll)
  • Guru memantau peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan, melaksanakan eksperimen atau penelitian untuk mendapat data yang akurat, pengumpulan data, analisa data untuk menguji hipotesa, atau mendeskripsikan temuan yang diperoleh (refleksi, atau evaluasi) terhadap penelitian yang mereka rencanakan
  • Guru membantu peserta didik dalam menyusun laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

MODEL PICTURE AND PICTURE
  • Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  • Menyajikan materi sebagai pengantar
  • Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang disajikan
  • Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  • Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
  • Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  • Simpulan/rangkuman

MODEL BERTUKAR PASANGAN
  • Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru biasanya menunjukkan pasangannya atau peserta didik menunjuk pasangan)
  • Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya
  • Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
  • Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing, pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
  • Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula

MODEL CONSEPT SENTENSE
  • Guru menyampaikan tujuan
  • Guru menyajikan materi secukupnya
  • Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen
  • Menyajikan beberapa kata ‘KUNCI’ sesuai materi yang disajikan
  • Setiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimatnya
  • Hasil diskusi kelompok, didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru
  • Simpulan/penutup

MODEL COOPERATIF SCRIPT
  • Guru membagi peserta didik untuk berpasangan
  • Guru membagi wacana/materi kepada setiap pasangan untuk dibaca dan membuat ringkasan
  • Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
  • Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sedangkan pendengar:
  • Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
  • Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
  • Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
  • Simpulan dari guru
  • Penutup

Model Snowball Throwing
  • Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  • Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  • Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  • Kemudia masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
  • Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama + 5 menit
  • Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
  • Guru memberikan kesimpulan
  • Evaluasi 
  • Penutup

MODEL KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS 
  • Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang yang secara heterogen
  • Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
  • Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas
  • Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
  • Guru membuat kesimpulan bersama
  • Penutup

MODEL COURSE REVIEW HORAY
  • Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  • Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  • Memberikan kesempatan peserta didik tanya jawab
  • Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing peserta didik
  • Guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (V) dan jika salah diisi dengan tanda silang (X)
  • Siswa yang sudah mendapat tanda (V) harus segera berteriak horay atau yel-yel laninnya
  • Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh
  • Penutup

MODEL GROUP TO GROUP EXCHANGE
  • Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen, diusahakan tugas masing-masing kelompok berbeda
  • Berikan cukup waktu untuk berdiskusi dan mempersiapkan bagaimana mereka dapat menyajikan topik yang telah mereka kerjakan
  • Bila diskusi telah selesai, mintalah kelompok memilih juru bicaranya. Undanglah setiap juru bicara menyampaikan kepada kelompok lain
  • Setelah presentasi singkat, doronglah peserta didik bertanya pada presenter atau tawaran pandangan  mereka sendiri. Biarkan anggota juru bicara kelompok menanggapi
  • Lanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga komentar peserta. Bandingkan dan bedakan pandangan serta informasi yang saling ditukarkan.

MODEL TALKING STIK
  • Guru menyiapkan sebuah tongkat
  • Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pada buku pegangannya atau buku paketnya
  • Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, lalu menyuruh peserta didik untuk menutup bukunya
  • Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, kemudian peserta didik menyerahkan tongkat tersebut secara bergantian ke temannya sambil menyangikan sebuah lagu (usahakan lagunya yang relevan dengan pokok bahasan yang dipelajari saat itu) setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru
  • Guru memberikan kesimpulan
  • Evaluasi
  • Simpulan

MODEL ARISAN
  • Bentuk kelompok + 4 orang setiap kelompok secara heterogen
  • Kertas jawaban dibagikan pada peserta didik, masing-masing 1 kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam wadah/tempat
  • Wadah yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu dikeluarkan/diambil. Selanjutnya dibacakan agar dijawab oleh peserta didik yang memegang kartu jawaban
  • Apabila jawaban benar maka peserta didik dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya
  • Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya
  • Dan seterusnya.

MODEL LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR
  • Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
  • Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
  • Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
  • Kemudian peserta didik berada di lingkungan kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam, sehingga masing-masing peserta didik mendapat pasangan baru.
  • Sekarang giliran peserta didik berada di lingkungan besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya.

MODEL KEPALA BERNOMOR (NUMBERED HEADS TOGETHER)
  • Siswa dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor kepala
  • Guru memberikan tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda, dan masing-masing kelompok mengerjakannya
  • Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar, tiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi
  • Setiap anggota kelompok memiliki tanggungjawab dan kesempatan yang sama untuk melaporkan hasil diskusinya
  • Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dalam kelompok tertentu untuk melaporkan hasil diskusinya
  • Tanggapan dari teman yang lain dalam kelompoknya, kemudian dapat disempurnakan dari kelompok lain
  • Selanjutnya guru menunjuk nomor yang lain di kelompok lain dengan tugas yang berbeda
  • Simpulan/klarifikasi guru

MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR
  • Siswa dibagi dalam kelompok, dan setiap peserta didik mendapat nomor kepala
  • Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai. Misalnya: Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
  • Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama mereka
  • Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain
  • Simpulan

MODEL ROLE PLAYING
  • Guru menyiapkan/menyusun skenario yang akan ditampilkan
  • Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario sebelum berlangsungnya pembelajaran
  • Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
  • Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran
  • Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakukan skenario yang sudah dipersiapkan
  • Masing-masing peserta didik duduk dikelompoknya masing-masing sambil memperhatikan/mengamati skenario yang sedang diperagakan
  • Setelah selesai dipentaskan, masing-masing peserta didik diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
  • Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
  • Guru memberikan simpulan secara umum
  • Evaluasi
  • Penutup

MODEL SCRAMBLE
  • Media:
  • Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan materi
  • Buat jawaban yang diacak hurufnya
  • Guru menyajikan materi yang sesuai dengan kompetensi
  • Membagikan lembar kerja sesuai dengan contoh

MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
  • Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  • Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  • Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada pesarta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
  • Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik
  • Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
  • Penutup

MODEL TIM SISWA-KELOMPOK PRESTASI (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION)
  • Membentuk kelompok yang beranggotakan 3-5 orang secara heterogen
  • Guru menyajikan materi pelajaran
  • Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan anggota kelompok yang menguasai diminta menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti/memahami
  • Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
  • Guru memberi evaluasi
  • Simpulan

MODEL TAKE AND GIVE
  • Siapkan kelas sebagaimana mestinya
  • Jelaskan materi sesuai kompetensi + 45 menit
  • Untuk memantapkan penguasaan peserta didik, setiap peserta didik diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
  • Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing, dan setiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya pada kartu kontrol
  • Demikian seterusnya sampai setiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing
  • Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan peserta didik pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
  • Simpulan

MODEL TEBAK KATA
  • Jelaskan materi + 45 menit
  • Suruhlah peserta didik berdiri di depan kelas dan berpasangan
  • Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 Cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang peserta didik lainnya diberi kartu berukuran 5 x 2 Cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga
  • Sementara peserta didik yang membawa kartu 10 x 10 Cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya. Sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud pada kartu 10 x 10 Cm. Jawab dengan tepat dan sesuai yang tertulis pada kartu yang ditempel di dahi
  • Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu) maka pasangan ini boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya
  • Dan seterusnya sampai selesai
  • Penutup dan simpulan

Model Word Square
Media:
  • Buat kotak sesuai keperluan
  • Buat kotak sesuai dengan materi
  • Langkah-langkah:
  • Sampaikan materi sesuai kompetensi
  • Bagikan lembar kegiatan sesuai contoh
  • Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
  • Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.


Referensi dari mengikuti kegiatan Diklat Online BDK Jakarta.

Kamis, 20 Agustus 2015

Modul Teknik Komputer Jaringan (TKJ)

Teknik komputer, dan jaringan merupakan ilmu berbasis teknologi informasi dan komunikasi terkait kemampuan algoritma, dan pemrograman komputer, perakitan komputer, perakitan jaringan komputer, dan pengoperasian perangkat lunak, dan internet. Teknik komputer, dan jaringan juga membutuhkan pemahaman di bidang teknik listrik, dan ilmu komputer sehingga mampu mengembangkan, dan mengintegrasikan perangkat lunak, dan perangkat keras (Wikipedia)

Modul TKJ + Silabus TKJ Kurikulum 2013
1. Download Silabus C1 TKJ
2. Download Silabus C2 TKJ
3. Download Silabus C3 TKJSilabus C3 Multimedia dan Silabus C3 RPL
4. Download Modul C2 Jaringan Dasar Kelas X-1
5. Download Modul C2 Jaringan Dasar Kelas X-2
6. Download Modul C2 Pemrograman Web Kelas X-1
7. Download Modul C2 Pemrograman Web Kelas X-2
8. Download Modul C2 Simulasi Digital kelas X-1
9. Download Modul C2 Simulasi Digital kelas X-2
10. Download Modul C2 Sistem Operasi Kelas X-1
11. Download Modul C2 Sistem Operasi Kelas X-2
12. Download Modul C2 Perakitan Komputer Kelas X-1
13. Download Modul C2 Perakitan Komputer Kelas X-2
14. Download Modul C3 Sistem Operasi Jaringan Kelas XI-1
15. Download Modul C3 Sistem Operasi Jaringan Kelas XI-2
16. Download Modul C3 Admin Server Kelas XI-1
17. Download Modul C3 Admin Server Kelas XI-2

RPP TKJ Kurikulum 2013
1. Download RPP Sistem Operasi Kelas X
2. Download RPP Jarinngan Dasar Kelas X
3. Download RPP Perakitan Komputer Kelas X
4. Download RPP Melakukan Instalasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) Kelas X
5. Download RPP Melakukan Installasi Software Kelas X
6. Download RPP Pemrograman Dasar Kelas X
7. Download RPP Pascal Kelas X
8. Download RPP Admin Server Kelas XI
9. Download RPP Rancang Bangun Jaringan kelas XI
10. Download RPP Sistem Operasi Jaringan Kelas XI

Rabu, 01 Juli 2015

Siapkah kita menggunakan E-Learning?

Jakarta, 22 Juni 2015. Google Educators Group (GEG) East Jakarta yang di pimpin oleh Guru TIK MAN 9 Jakarta, Bapak Catur Yoga Meiningdias membuat sebuah kegiatan workshop ICT secara online. Media yang digunakan adalah media E-Learning yang dibuatnya menggunakan Content Management System (CMS) Moodle yang diinstal di hosting server http://man9jkt.kemenag.go.id/elearning. Kegiatan Workshop ini berlangsung secara online dari tanggal 22 - 28 Juni 2015 dengan materi: Google Apps for Education (GAfE) - Google Mail (GMail) Basic for Teacher.

Peserta yang mendaftar Worskhop Google Apps for Education (GAfE) dengan materi Google Mail (GMail) Basic mencapai 70 peserta dari berbagai wilayah dan berasal dari Sekolah Umum dan Madrasah. Tujuan dari Workshop Online GEG East Jakarta, untuk mempermudah guru dalam meningkatkan kompetensi di bidang ICT tanpa harus datang disuatu tempat karena E-Learning memungkinkan kegiatan tanpa adanya batas ruang dan waktu sehingga lebih efektif dan efisien.

Dari 70 peserta yang mendaftar pada kegiatan ini, 57 peserta berhasil login dan melakukan Kegiatan Awal (Pre Test) dan pada akhir kegiatan, yaitu tanggal 28 Juni 2015 hanya 30 peserta yang berhasil Lulus dalam kegiatan Workshop Online GEG East Jakarta, yaitu:
  1. Tudoni Romeo Jaemanah MIN Cibeureum Kab.Ciamis
  2. Mochamad Abdul Azis SMAN 56 JakBar
  3. Lukmanul Hakim MI Al Furqon Lampung Barat
  4. Okdafid MTSN 18 Jakarta
  5. Temy Yulianti S.Pd MTs Negeri 27 Jakarta
  6. Zaenal Jamaludin MTsN 6 jakarta
  7. Alimoddin MTS Al-Abror
  8. Betty Indriasari MAN 11 Jakarta
  9. Linda Sari Dewi MTs N 33 Jakarta
  10. ALIFUDIN MAN Reok Kab. Manggarai NTT
  11. Anita Fatmawati MAN 2 Jakarta
  12. Raliyanti MAN 4 Jakarta
  13. Amrul Khairullah SMAN 15 jakarta
  14. Herika Hayurani YARSI
  15. Andy Hermawan MTSN 1 Candi Laras Utara
  16. Asep Nurdin MTS Islamiyah
  17. Anik Sutartik MTSN 42 Jakarta
  18. Huswati S.Pd MAN 11 Jakarta
  19. Mashudi S.Pd MTs Mambaul Ulum Pakis
  20. Kurnia Kristianto MTs Negeri Teras Boyolali
  21. Nurrokhim Madrasah Aliyah Swasta Jakarta Pusat
  22. Ellis Ermawati MAN 4 Jakarta
  23. Joko sugiharto MA ULUL ILMI Jakarta Timur
  24. Fitria Silvi MAN 4 Jakarta
  25. Rosyaida Saara Hellena MAN 18 Jakarta
  26. Rohili Ahiriyah MTSN 10 Jakarta
  27. M. ABDUL MAJID MAS AL HIDAYAH PESANGGARAN
  28. Sukardi S.Pd MAN 9 Jakarta
  29. Endang Palupi MAN 9 Jakarta
  30. Ammar Suhada Djamin MTSN 22 Jakarta
Berdasarkan data yang di dapat penyebab rendahnya peserta yang lulus yaitu disebabkan oleh faktor individu. Rendahnya prosentasi kelulusan yang disebabkan oleh Faktor Individu antara lain: Kurangnya motivasi, self-efficacy, kesibukan, kemampuan menggunakan E-Learning, dan kemampuan mengelola waktu. Siapkah guru Madrasah menggunakan E-Learning? semuanya tergantung individu guru tersebut.


Selasa, 30 Juni 2015

New ways to integrate with Google Classroom



(Cross-posted on the Google for Work Blog.)

Classroom debuted last year to help teachers and students save time and collaborate with each other, and since then we’ve been working on how to make sure it worked well with other products that educators love and use in their classes.

Starting today, developers can embed the Classroom share button and sign up for the developer preview of the Classroom API. These tools make it easy for developers to seamlessly integrate with Classroom in ways that help teachers and students — like letting teachers create assignments directly from Quizlet, Duolingo, PBS and many other favorites.

We’ve also got other updates to tell you about, including whitelisted domains and notifications in the Classroom mobile app. 

Classroom API

The Classroom API allows admins to provision and manage classes at scale, and lets developers integrate their applications with Classroom. Until the end of July, we’ll be running a developer preview, during which interested admins and developers can sign up for early access. When the preview ends, all Apps for Education domains will be able to use the API, unless the admin has restricted access.

By using the API, admins will be able to provision and populate classes on behalf of their teachers, set up tools to sync their Student Information Systems with Classroom, and get basic visibility into which classes are being taught in their domain. The Classroom API also allows other apps to integrate with Classroom.

A few developers have been helping us test the API, and we’re excited to share a few examples of what they’ve built: 
  • The New Visions CloudLab (makers of Doctopus) built rosterSync for Sheets, an add-on integrated with Classroom. Harnessing the power of Google Sheets, admins can sync data from any student information system with Classroom.
  • Alma, a hybrid student information and learning management platform, will let schools easily create and sync their class rosters directly to Classroom with just a few clicks. And if an admin adds a student to a class in Alma, that student will get automatically added in the Classroom class. See more in their demo video.
  • And if you use Pear Deck, it’s now easy to start an interactive Pear Deck session with any of your Classroom classes. Just click “Invite from Google Classroom,” choose a class and your students will automatically be invited. Pear Deck will always use your current roster of students from Classroom, so you don’t have to keep rosters up to date across apps.

In the Admin Console, admins will be able to restrict whether teachers and students in their domain can authorize apps to access their Google Classroom data. And we don’t permit other apps to use Classroom data from the API for any advertising purposes. 

Classroom share button


Today we’re also introducing the Classroom share button, a simple way for developers – or schools – to allow teachers and students to seamlessly assign or turn-in links, videos and images from another webpage or product.

The share button only requires a few lines of JavaScript, and you can customize the button to meet the needs of your website. When teachers and students click the button, they can quickly share to Classroom without having to leave the site they’re on. More than 20 educational content and tool providers have already committed to integrating the Classroom share button, including: 

To get started or learn more about either the API or integrating the share button, visitdevelopers.google.com/classroom. And let us know what you’re building using the #withclassroom hashtag on Twitter or G+. As always, we’re looking forward to hearing your feedback and making sure that we’re addressing top needs. We’ll use the developer community site Stack Overflow to field technical questions and feedback about the Classroom API. Please use the tag google-classroom.

Other new Classroom and Google Apps for Education features
  • Whitelisted domains: The ability to whitelist domains will be rolling out over the next few weeks. We shared this with you in March; we’re excited that now you’ll be able to whitelist other Google Apps for Education domains so students, teachers or staff in different domains can effectively work together in Drive and Classroom.
  • Mobile Classroom notifications: In the next few weeks, we’ll be adding mobile notifications in our iOS and Android app. Students can immediately see when they’ve got a new assignment or grade, a note from their teacher or a comment from a fellow student.
  • Re-use previous posts: If you used Classroom this year and want to reuse your assignments or materials in future classes, we’ve got you covered. In August, we’re planning to roll out the ability for you to reuse assignments and posts from old classes. Stay tuned for more details.
  • Easier provisioning of Google Apps accounts for your domain: Creating a large number of Google Apps for Education accounts can be challenging. Last week we introduced a new API to generate available usernames and create Google Apps accounts in your domain: account provisioning for Google Apps. It can be used in a website where users create their own accounts or in a script that creates accounts in bulk.
We hope these additions will make it easy to use Classroom alongside all of your favorite educational tools.

Reff: http://googleforwork.blogspot.com/2015/06/new-ways-to-integrate-with-Google-Classroom.html

Kamis, 18 Juni 2015

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGERA

Kepada guru dan pegawai MAN 9 Jakarta, menindaklanjuti surat Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI Nomor: Set.IJ/2.a/OT.00/0625/2015 tanggal 29 Mei 2015 Perihal Data Wajib Lapor LHKASN di Lingkungan Kementerian Agama, maka kami sampaikan Password untuk login ke: https://siharka.menpan.go.id/ yang kami kirimkan ke email resmi guru dan pegawai MAN 9 Jakarta untuk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dimaksud.
Pelaporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) paling lambat sebelum tanggal 30 Juni 2015, oleh karena itu, untuk guru dan pegawai MAN 9 Jakarta wajib membuat dan mengirimkan LHKASN secara online paling lambat hari Jum'at tanggal 25 Juni 2015.
Presentasi Sosialisasi LHKASN 2015:
Download Panduan SIHARKA dan Download Formulir Excel SIHARKA dan Download Surat Edaran MenPan

Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Elektronik (e-PUPNS)

Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia pada tahun 2015 ini akan mengadakan sensus kepegawaian kembali setelah 12 tahun yang lalu pernah dilakukan. Hal ini didasari oleh masih banyaknya PNS yang belum ikut terdata pada waktu PUPNS tahun 2003.
Ruang lingkup pendataan ulang ini meliputi : 1. Data pokok PNS 2. Data Riwayat pangkat, jabatan, pendidikan, keluarga, dll 3. Data sosial ekonomi PNS (sekaligus untuk LHKPN) 4. Data kompetensi dan potensi PNS
Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan amanah UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN (Aparatur Sipil Negara). Tujuan utamanya, memperoleh data PNS secara akurat, terpercaya, dan terintegrasi sebagai dasar kebutuhan dalam mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN yang mendukung pengelolaan manajemen ASN yang rasional sebagai sumber daya aparatur (SDM) negara.
PNS dituntut untuk mememiliki kepedulian terhadap data masing-masing karena pengisian data dilakukan secara online pada situs web e-PUPNS dengan domain https://pupns.bkn.go.id. Cakupan data tersebut antara lain data pokok pegawai (core data), data riwayat (kepangkatan, pendidikan, jabatan, keluarga), data sosial ekonomi/ kesejahteraan PNS (pendidikan anak, perumahan), self assessment (company and potency individual), dan lain-lain (stakeholder PNS).
Kasubag Kepegawaian Kantor Regional I Badan Kepegawaian Negara, bapak Dwi Haryono, mengimbau kepada seluruh PNS yang ada untuk mengisi dan mengikuti ePUPNS 2015. Sebab, bagi PNS yang tidak mengikuti ePUPNS 2015 akan mendapatkan sanksi, yakni tidak tercatat dalam database ASN Nasional di BKN.”Sebagai konseuensinya kita tidak akan mendapatkan layanan kepagawaian dan dinyatakan berhenti/pensiun,” tandasnya.
Bapak dan ibu dapat mendownload atau membaca materi sosialisasinya dibawah ini:

Referensi: http://man9jkt.kemenag.go.id/835/

Selasa, 09 Juni 2015

Apa itu Google Apps for Education (GAfE) ?

Banyak sekali kawan-kawan yang bertanya ke saya! tentang Google Apps for Education?
GMAIL? mereka sudah memilikinya. Google Drive? Ada yang sudah memanfaatkannya dan ada juga yang belum memanfaatkannya, hanya baru sekedar kirim dan menerima email saja. Ada beberapa kelebihan GMAIL biasa dengan GMAIL yang sudah Google Apps for Education, yaitu kapasitas GMAIL yang unlimited dan adanya Manajemen akun email untuk Sekolah/Madrasah. Untuk lebih jelasnya dapat bergabung dengan komunitas kami: Google Educators Group (GEG) East Jakarta.


Ada beberapa berita tentang kegunaan atau manfaat Google Apps for Education, salah satunya kampus Amikom :
Sindonews.com - STMIK Amikom Yogyakarta melakukan kerja sama dengan PT Google Indonesia dalam hal koneksi edukasi lingkup perguruan tinggi.
Dengan memanfaatkan Google Apps for Education, koneksi antar mahasiswa dan civitas akademik di Amikom makin efektif.
Pembantu Ketua 1 STMIK Amikom Yogyakarta Ir Rum Muhammad Andri MKom menuturkan, kerja sama yang terjalin itu bagaikan kado luar biasa menyambut ulang tahun Amikom pada 11 Oktober mendatang.  
Sebagai kampus teknologi informasi, Amikom juga ingin terus mengembangkan aplikasi teknologi informasi dalam kesehariannya. 
"Dampak pemakaian Google Apps for Education ini tentu luar biasa efektif dan efisien. Memang tidak beda jauh ketika kita memakai google biasa, namun ini memiliki kelebihan karena mampu mengkoneksikan massa dalam jumlah besar untuk sebuah aktivitas," ujarnya Selasa (8/10/2013). 
Kepada SINDO, Andri menuturkan, dengan aplikasi-aplikasi dalam Google Apps for Education siapapun di Amikom bisa membuat suatu komunitas besar, baik dalam hal pembelajaran maupun kreativitas. Menurutnya, kerja sama tersebut sebenarnya telah dirintis sejakk satu tahun yang lalu. 
"Yang jelas kerja sama ini menjadi suatu keuntungan bagi kami karena server langsung dikelola oleh pihak Google sehingga masalah seperti keamanan sudah tidak perlu kami pikirkan karena sudah terjamin. Bayangkan berapa lama dan besarnya biaya yang harus kami keluarkan jika harus membuat dan menyediakan server untuk bisa membuat komunitas sebesar ini," tuturnya. 
Komunitas besar dalam kampus Amikom mampu terbentuk karena account perorangan Amikom telah terintegrasi dengan Google. Hal ini membuat penggunanya cukup memiliki satu account saja namun sudah bisa menjadi identitas di Google maupun Amikom. 
Menurut Program Manager Google untuk Indonesia Pepita Gunawan, berbagai aplikasi yang tersedia mampu menunjang kegiatan mahasiswa, mulai dari kerja kelompok, berkomunikasi dengan beberapa orang sekaligus, hingga menyimpan tugas tanpa perlu alat bantu menyimpan lainnya seperti laptop atau flashdisk. 
"Mulai saat ini tidak akan ada lagi alasan tidak mengumpulkan tugas karena flashdisk ketinggalan atau tidak bisa datang saat belajar kelompok. Semua aktivitas bersama bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun," ujarnya. 
Dalam Google Apps for Education, terdapat beberapa aplikasi seperti Gmail untuk surat menyurat secara online, Hanguot untuk berkomunikasi singkat secara online, Groups untuk membuat komunitas skala besar, Calender sebagai pengingat, Drive untuk menyimpan data-data, Sites untuk membuat situs pribadi maupun kelompok dan Other. Semuanya berjalan real time. 
"Intinya kami ingin memberikan kemudahan bagi siapapun memperoleh informasi termasuk berbagi informasi. Harapannya tentu mampu membuat generasi Indonesia menjadi lebih unggul dalam edukasi maupun teknologi," imbuhnya.
(lns)
Selain berita diatas ada beberapa berita tentang Penerapan Google Apps for Eduction di dunia pendidikan:
  1. Unpad Sediakan Fasilitas Google Apps for Education untuk Civitas Unpad
  2. Manfaat GAFE Bagi Civitas Academica UIN Jakarta
  3. Universitas Mercu Buana menerapkan TA Online dengan GAfE
  4. Universitas Pendidikan Indonesia bekerja sama dengan Google menyajikan Google Apps for Education untuk seluruh civitas Universitas Pendidikan Indonesia
  5. Universitas Negeri Surabaya has finally decided to go Google
  6. Google Apps for Education untuk Universitas Brawijaya
  7. Sosialiasi Google Apps for Education di Universitas Lampung
  8. Launching Google Application Education Untuk Universitas Ahmad Dahlan
  9. Unissula – Google Lanjutkan Kerjasama Pendidikan
  10. Google Apps for Education untuk Jurusan Akuntansi Poliban
  11. Telkom University Bekerjasama dengan Google
  12. Universitas Pembangunan Panca Budi Medan dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaranan Google Apps for Education Workshop 1 Medan. 
  13. Universitas Muhammadiyah Bengkulu: Kolaborasi Aplikasi Pendidikan dari Google dan UMB
  14. IPB Goes to Google Apps
  15. Universitas Negeri Malang (UM) launcing  e-office dan Google Apps for Education 
Dari beberapa berita diatas, mungkin dapat menambah pengetahuan tentang manfaat GAfE bagi dunia pendidikan. Diatas belum saya sebutkan untuk sekolah/madrasah, semuanya adalah Universitas atau Sekolah Tinggi, tetapi sekarang sudah banyak sekolah atau madrasah yang menerapkan Google Apps for Education. Contohnya: MAN 9 Jakarta yang sudah menerapkan Google Apps sejak tahun 2008 lalu.

Ada yang mau tambahkan lagi Link berita Google Apps for Education di sekolah atau madrasah?